Christoforus dikenal luas di kalangan
umat sebagai penginjil dan martir. “Christoforus” (Yunani: Pemikul
Kristus) mati sebagai martir di Lycia, Asia Kecil pada masa pemerintahan
Kaisar Decius (249-251). Dia termasuk dalam “14 Santo Penolong dalam Bahaya”.
Sebuah hikayat kuno yang berkembang
sekitar Abad Pertengahan menyatakan bahwa Christoforus berasal dari Kanaan,
Palestina. Perawakannya besar dan tinggi, bertekad hanya mau melayani
orang paling kuat dan berkuasa di dunia. Ia tahu bahwa raja adalah orang paling
kuat dan berkuasa karena dikawal oleh banyak tentara yang terlatih. Oleh karena
itu, ia menjadi pelayan sang raja. Tak lama kemudian, ia meninggalkan sang raja
karena melihat bahwa raja bersama pengawalnya yang kuat perkasa itu takut
kepada setan.
Maka ia beralih mengabdi setan, yang
dianggapnya paling kuat dan berkuasa di atas manusia. Suatu kali ia berpergian
bersama setan. Di tengah jalan, setan tuannya itu gemetar ketakutan tatkala
melihat sebuah salib yang ditanam di pinggir jalan. Lagi-lagi, Christoforus
jengkel, lalu pergi meninggalkan setan itu.
Christoforus kemudian mendirikan sebuah
gubuk kecil di pinggir sebuah sungai, berdekatan dengan jalan
penyeberangan yang banyak dilewati orang. Tugasnya di situ ialah membantu
setiap orang yang mau menyeberang, namun takut akan derasnya aliran sungai itu.
Kristoforus tidak takut karena badannya yang tinggi besar dan kuat.
Suatu hari, datanglah seorang anak kecil
meminta diseberangkan. Christoforus segera mengangkat bocah itu dan memikulnya
ke seberang. Semula bocah itu terasa ringan, lama kelamaan terus bertambah
berat, sampai ia tak sanggup lagi meneruskan perjalanannya bersama bocah itu.
Christoforus bertanya, mengapa beban yang dipikulnya semakin berat. Pada saat itulah,
bocah itu berkata: "Akulah Yesus, Tuhan semesta alam dan Raja yang
paling kuat dan berkuasa. Hanya kepada-Ku sajalah seharusnya manusia itu
mengabdi." Sebagai penghargaan atas pelayanannya, tongkat Christoforus
berubah menjadi pohon yang hidup.
Semenjak itu Christoforus memutuskan
untuk menjadi abdi dan pelayan Yesus. Ia bertobat dan pergi ke Lycia. Di sana
ia mewartakan Injil dan mempertobatkan banyak orang sebelum kematiannya. Dalam
gereja-gereja Abad Pertengahan sering dilukiskan ikon Christoforus mamanggul
Kanak-kanak Yesus di atas bahunya menyeberangi sungai deras. Oleh karena itu,
ia menjadi pelindung para peziarah, orang-orang yang sedang berada dalam
perjalanan, dan khususnya para pengemudi kendaraan. Pestanya diperingati pada
tanggal 24 Juli.
Sumber: www.imankatolik.or.id dan
Ensiklopedi Gereja