Ayat

"Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu. Dan Aku telah menetapkan kamu, supaya kamu pergi dan menghasilkan buah dan buahmu itu tetap." (Yohanes 15:16)

Riwayat St. Christoforus

Christoforus dikenal luas di kalangan umat sebagai penginjil dan martir.  “Christoforus” (Yunani: Pemikul Kristus)  mati sebagai martir di Lycia, Asia Kecil pada masa pemerintahan Kaisar Decius (249-251). Dia termasuk dalam “14 Santo Penolong dalam Bahaya”.

Sebuah hikayat kuno yang berkembang sekitar Abad Pertengahan menyatakan bahwa Christoforus berasal dari Kanaan, Palestina. Perawakannya besar dan tinggi, bertekad  hanya mau melayani orang paling kuat dan berkuasa di dunia. Ia tahu bahwa raja adalah orang paling kuat dan berkuasa karena dikawal oleh banyak tentara yang terlatih. Oleh karena itu, ia menjadi pelayan sang raja. Tak lama kemudian, ia meninggalkan sang raja karena melihat bahwa raja bersama pengawalnya yang kuat perkasa itu takut kepada setan.

Maka ia beralih mengabdi setan, yang dianggapnya paling kuat dan berkuasa di atas manusia. Suatu kali ia berpergian bersama setan. Di tengah jalan, setan tuannya itu gemetar ketakutan tatkala melihat sebuah salib yang ditanam di pinggir jalan. Lagi-lagi, Christoforus jengkel, lalu pergi meninggalkan setan itu.
Christoforus kemudian mendirikan sebuah gubuk kecil di pinggir sebuah  sungai, berdekatan dengan jalan penyeberangan yang banyak dilewati orang. Tugasnya di situ ialah membantu setiap orang yang mau menyeberang, namun takut akan derasnya aliran sungai itu. Kristoforus tidak takut karena badannya yang tinggi besar dan kuat.

Suatu hari, datanglah seorang anak kecil meminta diseberangkan. Christoforus segera mengangkat bocah itu dan memikulnya ke seberang. Semula bocah itu terasa ringan, lama kelamaan terus bertambah berat, sampai ia tak sanggup lagi meneruskan perjalanannya bersama bocah itu. Christoforus bertanya, mengapa beban yang dipikulnya semakin berat. Pada saat itulah, bocah itu berkata:  "Akulah Yesus, Tuhan semesta alam dan Raja yang paling kuat dan berkuasa. Hanya kepada-Ku sajalah seharusnya manusia itu mengabdi." Sebagai penghargaan atas pelayanannya, tongkat Christoforus berubah menjadi pohon yang hidup.

Semenjak itu Christoforus memutuskan untuk menjadi abdi dan pelayan Yesus. Ia bertobat dan pergi ke Lycia. Di sana ia mewartakan Injil dan mempertobatkan banyak orang sebelum kematiannya. Dalam gereja-gereja Abad Pertengahan sering dilukiskan ikon Christoforus mamanggul Kanak-kanak Yesus di atas bahunya menyeberangi sungai deras. Oleh karena itu, ia menjadi pelindung para peziarah, orang-orang yang sedang berada dalam perjalanan, dan khususnya para pengemudi kendaraan. Pestanya diperingati pada tanggal 24 Juli.



Sumber: www.imankatolik.or.id dan Ensiklopedi Gereja