KATA SAMBUTAN
USKUP AGUNG PONTIANAK
(PELINDUNG YAYASAN SANTO
CHRISTOFORUS)
Saudara-saudari yang dikasihi oleh Tuhan Yesus Kristus,
Pertama-tama, puji
dan syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yesus Kristus pada kesempatan hari
ulang tahun ketiga Yayasan Santo Christoforus (YSC). Berkat pendampingan dan
campur tangan Yesus, YSC mampu hidup dan melayani mereka yang memerlukan
bantuan dalam bidang kemanusiaan. Perintah cinta kasih Yesus Kristus (Yoh
13:34-35) mendorong anggota YSC untuk melaksanakan tugas tanpa pamrih.
Kedua, kehadiran
dan pelayanan YSC membuktikan bahwa semangat pelayanan berdasarkan cinta kasih
yang dirintis oleh Yesus Kristus sungguh-sungguh diteruskan oleh para murid,
yang mengikuti semangat Yesus Kristus di tengah-tengah dunia modern ini.
Pelayanan Gereja Katolik tidak hanya menyentuh mereka yang masih hidup, tapi
juga merangkul semua orang yang telah dipanggil Tuhan untuk kembali ke
hadirat-Nya.
Ketiga, pelayanan
YSC meringankan derita keluarga duka dengan memberikan informasi dan
pertolongan yang diperlukan dalam keadaan yang membingungkan. Tidak sedikit
keluarga duka merasa ditolong oleh uluran tangan YSC sejak saat seseorang
meninggal hingga dikebumikan. Peringanan derita ini termasuk bagian penting
dari pewartaan Injil (Kabar Baik) di tengah-tengah masyarakat yang majemuk.
Saudara-saudari yang dikasihi oleh Yesus Kristus,
Terlepas dari
sejumlah keterbatasan dan kekurangan dalam pelayanan, YSC telah berusaha sekuat
tenaga untuk memberikan pelayanan terbaik untuk membantu keluarga-keluarga yang
menghadapi maut. Informasi-informasi yang menolong keluarga duka merupakan
setapak jalan yang memudahkan mereka untuk menghadapi peristiwa kematian.
Acapkali keluarga duka bingung menghadapi musibah ini. Mereka tidak tahu harus
berbuat apa dan bagaimanakah menghadapi peristiwa kematian sebagai seorang
beriman. Mereka yang tidak masuk ke dalam Yayasan Kematian dan beranggota keluarga
kecil merasa sangat tertolong YSC.
Sumbangan berupa
waktu, tenaga, perhatian dan materi lain menunjukkan sikap pengorbanan tanpa
pamrih yang sangat diperlukan oleh masyarakat yang cenderung menakar
segala-sesuatu dengan duit atau pembayaran. Dewasa ini banyak orang beranggapan
bahwa tanpa duit, ide tetap tinggal sebagai ide dan tak bisa menjadi sebuah
kenyataan. Namun, YSC ingin menunjukkan bahwa kerja sama memiliki sebuah nilai
yang jauh lebih penting daripada uang yang didewa-dewakan masyarakat modern.
YSC mengingatkan
kita sekalian bahwa beban yang berat dalam hidup pun dapat menjadi ringan kalau
dipikul bersama. Sebuah tim kerja sama yang kompak, saling pengertian, saling
menolong dan saling terbuka merupakan kekuatan bersama dalam menjalankan pelayanan
terbaik bagi masyarakat. Metode kerja sama dalam semangat cinta kasih demi
kemuliaan Bapa Pencipta langit dan bumi menjadi semacam senjata utama dalam
melaksanakan misi keselamatan Yesus Kristus.
Saudara-saudari yang dikasihi oleh Yesus Kristus,
Peringatan
hari ulang tahun YSC mengundang kita sekalian untuk bercermin diri, menoleh
kembali pada peristiwa-peristiwa selama ini dan menyusun langkah-langkah
penting menyongsong hari esok. Sebenarnya YSC sekarang ini sedang berada di
mana dalam Gereja kita? Apakah setiap anggota yang terdaftar dalam YSC telah
aktif dan terjun dalam pelayanan bagi mereka yang memerlukan uluran tangan?
Betapa menggembirakan almarhum/ almarhumah kalau mutu pelayanan terbaik masih
dipersembahkan kepada mereka yang telah meninggal dunia!
Pada
kesempatan yang berbahagia ini kita akan memperbaiki kinerja kita dari waktu ke
waktu sehingga kita dapat memberikan pelayanan yang terbaik bagi mereka yang
memerlukan pertolongan. Perbaikan kinerja ini meliputi kedisiplinan, kerja
sama, kerendahan hati, tidak mudah tersinggung, mau mengerti dan membekali diri
dengan kekuatan rohani sehingga mutu pelayanan kita bukan hanya untuk dunia,
tapi sungguh-sungguh melayani Tuhan Yesus di dalam manusia yang susah,
menderita dan mengalami maut.
Kekuatan
dan ketahanan YSC selalu terkait dengan Yesus Kristus, Sang Pokok Anggur (Yoh
15:1-8). Ranting/dahan bisa berbuah kalau selalu menyatu dengan Pokok Anggur.
Suatu kesatuan dan ketergantungan penuh pada Pokok Anggur memungkinkan
ranting/dahan menghasilkan buah-buah pelayanan yang baik dan menggembirakan. Di
dalam diri mereka yang kita layani hadir Yesus Kristus, Sang Juruselamat. Ini
berarti bahwa makna pelayanan YSC bukan hanya memenuhi kebutuhan manusia yang
sedang mengalami kesulitan, namun pelayanan ini tertuju pada Yesus Kristus yang
hadir dalam setiap pribadi manusia.
Terima
kasih atas semua pelayanan YSC. Mari kita terus-menerus membenahi diri dalam
proses memberikan pelayanan bagi mereka yang membutuhkannya. Mari kita
bergandengan tangan untuk menolong almarhum/almarhumah dan keluarga-keluarga
(sanak-famili) duka, walaupun pelayanan ini tidak ringan dan terkadang
menghadapi tantangan. Kerja sama yang baik dan saling pengertian akan
meringankan sebuah tugas yang berat menjadi sebuah berkat! Setiap perbuatan
baik adalah tabungan di akhirat.
Profisiat, YSC!
Tuhan memberkati dan menyertai kita senantiasa.
Pontianak, 5 Mei 2010
Mgr.
Hieronymus Bumbun, OFMCap
Uskup Agung
Pontianak
KATA SAMBUTAN PENASEHAT
YAYASAN SANTO CHRISTOFORUS
“Berat Sama Dipikul, Ringan Sama Dijinjing”
Bayi
Yayasan Santo Christoforus (YSC) dikandung dalam rahim “keprihatinan” terhadap
keluarga-keluarga duka yang kehilangan anggota keluarga. Bagi mereka dari
kalangan masyarakat kebanyakan, tidak masuk dalam Yayasan Kematian tertentu dan
tidak banyak sanak-famili biasanya (walaupun belum pasti!) mengalami kesulitan
untuk menangani anggota keluarga yang kembali ke hadirat Tuhan. Siapakah yang
akan menginformasikan dengan baik tentang penyimpanan, pengurusan, pembersihan
dan penanganan jenasah sampai ke liang lahat?
Keadaan
ini tidak hanya membingungkan, tapi menyusahkan keluarga duka. Maaf, kadang
kala yang datang melayat hanya beberapa orang kenalan, sedangkan umat lain
tidak merasa perlu berdoa bersama dan memberikan penghiburan yang mereka
perlukan. Coba bayangkan, dalam keadaan duka dan sedih, keluarga duka masih
harus menghadapi kesedihan lain, yaitu kurangnya perhatian dari sesama yang
seiman-kepercayaan. Bagaimanakah dengan ajakan Rasul Paulus supaya kita
menangis bersama orang yang menangis? (bdk Rom 12:15). Kesetia-kawanan kita
sebagai murid-murid Yesus acapkali tidak terasa di tengah-tengah kesedihan
hidup.
Keprihatinan
ini mendorong beberapa orang yang berkehendak baik untuk membentuk sebuah wadah
kemanusiaan yang meringankan derita sesama, terutama untuk menolong orang yang
telah meninggal dan keluarga duka yang tidak sanggup menanganinya karena
keterbatasan tenaga, ekonomi, fasilitas dlsb. Sebuah pembicaraan informal di
sebuah Yayasan Kematian (Rumah Duka Yayasan Halim) mengundang sejumlah umat Katolik
untuk mengadakan pertemuan di Gedung Pasifikus, ruang pertemuan yang dilengkapi
dengan AC. Antusias. Yang hadir 29 orang. Dari pertemuan ini muncullah tekad
kuat untuk mendirikan sebuah lembaga/badan/yayasan yang ingin memberikan
pelayanan bagi mereka yang telah meninggal dan menolong keluarga-keluarga duka
yang memerlukan pertolongan. Maksud luhur! Tidak ada maksud samping untuk
menyaingi atau menggeser lembaga pelayanan lain yang mengurus orang-orang
meninggal.
Tentu,
setiap awal tidak selalu mudah. Terkadang ada-ada saja komentar, sikap tak
mendukung, dan tindakan-tindakan yang mengecilkan hati anggota-anggota YSC.
Tidak semua perbuatan baik diterima dengan senang hati oleh semua orang. Yesus
yang kita kenal sebagai seorang yang baik dan melakukan tindakan-tindakan yang
baik pun tidak disenangi dan malah dibenci oleh kaum farisi, imam-imam,
ahli-ahli taurat dan saduki. Namun, Yesus tetap berjalan terus dengan misi
kemanusiaan-Nya yang berdasarkan cinta kasih universal, tanpa pilih kasih.
Kedudukan orang Samaria setingkat dengan orang Yahudi. Di hadapan Tuhan, semua
manusia adalah sama dan sejajar.
Setelah
melewati sejumlah kerikil (terkadang tajam), YSC bisa memasuki usia tiga tahun,
ibarat seorang bayi yang mulai merangkak. Masih perlu banyak berlatih diri dan
belajar untuk berjalan pada jalan yang benar dan dengan terang ilahi, sehingga
tidak sesat dan masuk dalam kegelapan yang menyedihkan. YSC sekarang masih
dalam proses belajar sehingga sanggup menjadi YSC yang makin kuat dan dewasa
dalam memberikan pelayanan terbaik bagi umat yang memerlukan bantuan.
Tentu,
anggota-anggota YSC perlu memiliki kekuatan ilahi dalam melaksanakan misi
pelayanan tanpa pamrih. Sebuah pelayanan yang non-profit tidak selalu mudah.
Namun, justru ini menantang kita untuk berani melangkah maju dan menunjukkan
kepada masyarakat bahwa kalau manusia sungguh-sungguh mau bekerja sama, maka
tugas yang berat bisa menjadi ringan dan tugas yang mustahil bisa menjadi
mungkin. Semangat kerja sama dan saling pengertian sangat diperlukan dalam
mendewasakan YSC. Tentu, segala bentuk pengorbanan anggota YSC menunjukkan
bahwa umat makin dewasa dan bertanggung jawab atas hidup sesama yang menderita
dan susah.
Memang,
peti jenazah tidak semua ringan, terkadang ada peti jenazah yang berat. Namun,
peti ini tidak bisa dibiarkan begitu saja di rumah duka. Bagaimanakah peti yang
berat ini dapat bergerak dari rumah duka ke gereja dan dari gereja ke
pemakaman? Kendaraan YSC sudah tersedia. Hanya, dia tidak bisa bergerak kalau
tak ada sopir. Justru dalam keadaan ini, sangat cocok diterapkan pepatah “Berat
sama dipikul, ringan sama dijinjing”. Kalau seruan ini sungguh dilaksanakan
dengan cinta kasih dan suka cita, maka bukanlah mustahil suatu hari YSC akan
memindahkan segala bentuk bukit yang menghalangi kelancaran perjalanan YSC.
YSC,
profisiat! Marilah kita tingkatkan mutu pelayanan kita dari hari ke hari,
sehingga duka dan derita sesama akan diringankan dan YSC sungguh menjadi
pembawa Kristus bagi sesama! Ad multos annos.
Pontianak, 5/5/2010
Pastor William Chang, OFMCap
SAMBUTAN KETUA
UMUM
YAYASAN
SANTO CHRISTOFORUS
Salam damai dalam Kristus Yesus. Puji syukur atas berkat
anugerah dan penyertaan-Nya untuk Yayasan Santo Christoforus (YSC) yang akan
berulang tahun ke-3 pada tanggal 15 Juni 2010 ini. Pada kesempatan ini kami
atas nama pengurus
YSC mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah ikut membesarkan YSC
dalam perjalanan selama 3 (tiga) tahun ini.
Rangkaian tulisan dalam buku kenangan ini sangat kami
harapkan berguna untuk pelayanan YSC di masa yang akan datang. Dengan segala
keterbatasan, kami sebagai umat awam mencoba untuk ikut merasul dan menggereja
melalui pelayanan YSC. Memang segala yang kami lakukan masih belum berarti
apa-apa, namun kami sungguh percaya dan imani, tangan Tuhan akan selalu menuntun dan membimbing kami dalam
setiap kegiatan, sehingga Kerajaan Allah akan semakin dimuliakan.
Pada kesempatan ini kami berharap dan tentunya menjadi
harapan kita bersama, agar YSC mampu mempertahankan eksistensi dan meningkatkan
pelayanan seiring
dengan perkembangan Gereja dan globalisasi yang terjadi di tengah-tengah
masyarakat, sehingga umat Katolik ke depan akan semakin tangguh dan mampu menjadi misioner. Pengorbanan waktu,
tenaga, pikiran dan materi sangat dibutuhkan untuk kemajuan YSC dan Gereja
kita. Dengan semua ini kami harapkan YSC akan semakin baik dan berkembang.
Semoga jalinan cinta kasih dan persaudaraan kita akan
semakin erat untuk menatap ke masa depan sambil mengusahakan umat yang lebih sejahtera
dan turut aktif memajukan Gereja dalam hal mewartakan cinta kasih Tuhan melalui
pelayanan kepada sesama.
Pada kesempatan ini kami juga mengharapkan agar dalam
kehidupan sehari-hari kita semua mampu mengimplementasikan motto “Melayani
dengan kasih dan sukacita.”
Pontianak,
01 Juni 2010
Yohanes Lim Gek Khiang
Ketua
Umum YSC
Tidak ada komentar:
Komentar baru tidak diizinkan.